PDM Kabupaten Kediri - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Kediri
.: Home > Artikel

Homepage

Ketua PWM Jatim Minta Warga Muhammadiyah Kokohkan Kembali Komitmen Ber-Muhammadiyah

.: Home > Artikel > PDM
12 April 2014 07:34 WIB
Dibaca: 1772
Penulis :

Penulis : suyono hs

JEMBER -Meski berlangsung sederhana, pelaksanaan Milad Muhammadiyah ke-101 M/104 H, di Kabupaten Jember berlangsung meriah. Ribuan warga Muhammadiyah, Ahad (24/11) memadati halaman SMA Muhammadiyah 3 Jember untuk mendengarkan tausiyah dan pengarahan Ketua PWM Jawa Timur, Prof. Dr. Thohir Luth, MA dan berbagai atraksi hiburan yang disajikan panitia.

            Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember, Dr. Kasman A. Rohim, M.Fil.I., menjelaskan peringatan Milad Muhammadiyah kali ini dilaksanakan secara sederhana, namun tetap hidmat. Sebagai rangkaian kegiatan Milad, PDM Jember telah menggelar berbagai lomba, baik yang melibatkan ranting dan cabang, juga melibatkan amal usaha, terutama sekolah.

            “Sebelum resepsi Milad hari ini, Sabtu kemarin kita juga telah menggelar jalan sehat yang diikuti ribuan peserta, dari warga dan juga murid sekolah. Untuk resepsi kali ini, juga akan ditandai dengan peresmian atas selesainya pembangungan berbagai fasilitas umum, khususnya bidang pendidikan dan panti asuhan dengan nilai milyaran rupiah,” ujarnya.

            Dana pembangunan berbagai fasilitas pendidikan itu, kata Kasman, hampir seluruhnya bersumber dari donasi dan partisipasi warga Muhammadiyah sendiri. Menurutnya, hanya sebagian kecil saja,  pembangunan sarana-prasarana sekolah yang mendapat bantuan dana dari pemerintah.

            “Kalau dari laporan pimpinan amal usaha yang kami terima, mereka rata-rata gagal mendapat bantuan, karena terbentur masalah administratif. Terutama terkait dengan surat keterangan badan hukum,” jelas dosen STAIN Jember ini.

            Menurutnya, sesuai ketentuan organisasi, maka badan hukum seluruh amal usaha di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah adalah badan hukum dari Muhammadiyah Pusat. Sementara, banyak lembaga/instansi pemerintah akan mengucurkan bantuan apabila lembaga tersebut memiliki badan hukum yayasan setempat.

             “Karena sesuai ketentuan kita tidak boleh mendirikan yayasan di dalam Persyarikatan, maka permintaan itu tidak akan kita penuhi. Dan banyak lembaga sekolah yang akhirnya gagal menerima bantuan pemerintah,” jelasnya.

            Sementara, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Prof. Dr. Thohir Luth, MA., dalam pengarahannya menegaskan bahwa seluruh warga Muhammadiyah perlu untuk mengokohkan kembali komitmen dalam ber-Muhammadiyah. Sebab, menurutnya  Muhammadiyah adalah organisasi legal, organisasi yang memiliki badan hukum, dan tercatat dalam Lembaran Negara.  

            “Saya berharap seluruh warga Muhammadiyah tidak ragu-ragu mengambil peran strategis dalam beramar makruf dan bernahi munkar di tengah masyarakat. Tidak perlu khawatir, Muhammadiyah bukan organisasi terlarang  juga bukan organsasi liar,  jadi sudah seharusnya seluruh warga Muhammadiyah, mengambil peran lebih dalam berinteraksi sosial di tengah masyarakat, ” tegasnya.

            Bukti bahwa Muhammadiyah bukan organisasi liar atau organisasi terlarang, dengan jelas bisa kita saksikan bahwa satu-satunya pasangan suami-istri yang sama-sama dikukuhkan oleh negara sebagai Pahlawan Nasional adalah pasangan pendiri Muhammadiyah, yakni KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah A. Dahlan.

            Memang, kata Ketua PWM Jatim ini, dalam realitas di masyarakat, terutama di lingkungan pemerintahan, kader Muhammadiyah sering diperlakukan secara tidak adil dan terkesan diskriminatif. Namun hal itu, kata Prof. Thohir Luth, tidak harus menjadi kendala, tapi justru harus menjadi motivasi bagi seluruh kader persyarikatan untuk lebih meningkatkan peran dan pengabdian  warga Muhammadiyah pada masyarakat dan bangsa.

 

Tingkatkan Militansi

            Lebih jauh dalam pidato Miladnya, Prof. Thohir, menegaskan bahwa di usianya yang lebih satu abad, kendala dan tantangan bagi perjuangan Muhammadiyah tentunya tidak semakin ringan. Sekarang ini, menurutnya banyak bermunculan aliran-aliran baru, disamping juga partai-partai baru, yang memanfaatkan kemampuan SDM (sumber daya manusia) Muhammadiyah, disamping juga memanfaatkan sarana-prasarana milik Muhammadiyah.

            “Dalam prakteknya mereka justru menohok Muhammadiyah dari dalam, melalui kader-kader Muhammadiyah sendiri. Dan realitasnya, sudah banyak amal usaha milik Muhammadiyah yang berpindah tangan menjadi aset aliran-aliran baru ataupun aset partai-partai baru,” jelasnya.

            Pada kesempatan itu Prof. Thohir Luth mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk terus melipat-gandakan militansinya dalam ber-Muhammadiyah. “Orang boleh silih berganti, datang dan pergi. Namun kita harus meningkatkan komitmen, bahwa sekali ber-Muhammadiyah tetap Muhammadiyah, bahkan kalau perlu sampai yaumul qiyamah,” tegasnya.

            Langkah yang bisa ditempuh, kata Ketua PWM Jatim, warga Muhammadiyah sudah seharusnya melakukan gerakan menjadikan dirinya sebagai Mujahid-mujahid Muhammadiyah,dengan menggelorakan kembali slogan “Istkariman aumut syahidan” yakni pilihan untuk  “hidup mulia atau mati syahid.”

            Sampai kapan pun, mujahid-mujahid Muhammadiyah akan terus bermunculan dari masa ke masa. Satu bukti, kata Prof. Thohir, hingga saat ini berbagai amal usaha Muhammadiyah baik dibidang pendidikan, kesehatan, atau amal sosial lainnya terus bermunculan.

            “Demikian halnya dengan para kader yang mengelola amal usaha-amal usaha Muhammadiyah di seluruh penjuru tanah air. Banyak diantara mereka yang rela bekerja keras tanpa berharap untuk digaji. Masih banyak kader kita yang menginfakkan dirinya hanya untuk mengharap ridho Allah dan untuk meraih amal jariyah,” jelasnya.

            Pada kegiatan Milad kali ini, PDM Jember juga melakukan pembinaan kepada ranting dan cabang Muhammadiyah, melalui lomba ranting/cabang unggulan. Tim penilai dari LPCR langsung turun ke seluruh ranting/cabang untuk menilai berbagai kegiatan. Hasilnya, Ranting Muhammadiyah Karang Templek (PCM Watukebo) keluar sebagai ranting unggulan pertama dan berhak memperoleh hadiah berupa seperangkat komputer dan piagam penghargaan.       Sedang kan salah satu ranting di PCM Ambulu dan PCM Cakru, masing-masing keluar sebagai unggulan kedua dan ketiga, serta berhak memperoleh penghargaan berupa seperangkat alat sound system untuk menunjang kegiatan pengajian/pertemuan ranting. (Suyono)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website